KRITERIA UMUM PENERIMAAN CERPEN KOMPAS

Baca juga artikel ini:

Banyak di antara para penulis bertanya perihal kriteria cerpen koran Kompas. Sebagian penulis pasti mengetahui apa atau bagaimana kriteria cerpen di koran tersebut—apalagi jika sudah sering kali ditayangkan, pasti sudah hafal perihal ini—sebagian besar barangkali belum mengetahui sama sekali. Biasanya, redaktur menolak sebuah karya dikarenakan naskah tersebut tidak sesuai kriteria yang diharapkan. Maka dari itulah jika seorang penulis ingin lolos seleksi dan berhasil tayang di koran Kompas, minimal harus tahu dan memenuhi kriteria yang diharapkan pihak bersangkutan.

Secara umum, kriteria yang diinginkan pihak redaktur Kompas adalah sebagai berikut:
1. Naskah yang dikirim harus memiliki karakter kuat secara keseluruhan. Ketika penulis sangat lemah dalam mengolah naskah, apalagi tidak mampu membuat kurator terkesan sekaligus tertarik membaca isi naskah tersebut hingga titik akhir, tentu berpeluang besar ditolak. 

2. Kurator lebih suka dengan narasi pembuka cerita yang memikat. Penuh kejutan-kejutan atau ledakan imajinasi sehingga memicu hasrat baca. Narasi di paragraf pertama ini dinilai kurator sangat menentukan apakah naskah tersebut layak ditayangkan atau tidak.

3. Selain harus karya asli, naskah harus inovatif, tidak ada kekeliruan ejaan di dalamnya. Editor atau kurator mana pun pasti sangat risih ketika mendapati kekeliruan mendasar ini. Kurator menganggap kekeliruan ejaan sedikit saja menunjukkan bahwa si penulis tidak cermat saat berkarya. Kurator benar-benar tidak menolelir kekeliruan ejaan, bahkan di mata mereka masalah ini amat jorok.

4. Gunakanlah kaidah menulis secara baik dan benar. Kurator sangat menjaga etika berbahasa. Tidak memicu SARA, diskriminasi terhadap kelompok tertentu, atau hal-hal lain yang melanggar norma. Menurut kurator, naskah juga harus dengan tema segar—walaupun tidak dibatasi oleh tema-tema tertentu, dan isi tidak klise. Mengarah pada kebaruan sastra yang meliputi aspek bahasa, tema, alur, serta teknik menulis yang mumpuni.

5. Berhubung rubrik sastra diberi ruang sangat terbatas, maka naskah maksimal 10.000 karakter atau kurang lebih 5 lembar A4. Jika kurang dari itu, atau malah lebih dari itu, besar kemungkinan masuk daftar naskah ditolak. Alasan ini tak lain lebih pada soal tata letak halaman yang diberikan pihak media.

6. Secara spesifik, kurator cenderung memerhatikan hal-hal unik serta lokalitas. Tema urban nyaris tidak ditayangkan alias ditolak.

7. Sangat dianjurkan menggunakan jenis font Times New Roman (TNR), spasi 1, 12 pt.

8. Sebaiknya kirim 1—2 karya dalam sebulan. Kirimkan karya yang benar-benar sudah matang. Mengirim 1 atau 2 naskah dengan nilai kematangan sempurna tentu jauh lebih baik ketimbang mengirim banyak namun tidak memenuhi kriteria.

9. Hindari penggunaan kata bombas (menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI): bom·bas n 1 ucapan yang baik terdengar, tetapi tidak mengandung arti; omong kosong; 2 Sas ungkapan yang berlebih-lebihan dalam berlakon; bahasa atau kata yang muluk-muluk). Bisa jadi, kata bombas malah membunuh imajinasi yang sedang dibangun penulis di hati pembaca. Lebih baik gunakan gramatikal sederhana dan mudah dipahami pembaca.

10. Ketika membuka awal cerita dengan dialog, berusahalah mempertahankan karakter lakon secara kuat. Jika tidak mampu mempertahankan karakter lakon dengan kuat, maka bukalah dengan narasi. Sangat dianjurkan menggunakan narasi puitis.

11. Gaya menulis apa pun tetap diberi tempat—misal; realisme, surealisme, absurd, ataupun solilokui. Meski dengan gaya bahasa atau pengantar sesuai kehendak penulis, namun kekayaan diksi dan gaya bahasa pengantar dalam naskah sangat diutamakan.


Bagikan

You Might Also Like

KRITERIA UMUM PENERIMAAN CERPEN KOMPAS
4/ 5
Oleh



Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.