HONOR TERBARU RUBRIK SASTRA KORAN TEMPO

Baca juga artikel ini:

Siapa yang tak senang jika mendapat honorium cukup besar dari usaha menulis? Tentu semua orang menginginkan hal itu. Mengetahui bahwa karya yang dikirim berhasil lolos seleksi dari pihak kurator sekaligus tayang di sebuah media massa tertentu saja rasanya senang bukan main—sampai-sampai susah tidur—apalagi mendapat honor dengan jumlah sangat besar. Lebih-lebih jika media yang menayangkan karya tersebut adalah media nasional, tentu semakin menambah gairah saat melakoni profesi sebagai penulis.

Bayangkan saja, dalam sepekan, berapa banyak penulis yang mengirimkan karyanya ke media? Di antara sekian banyak kompetitor tersebut, lantas karya Anda ternyata berhasil merebut perhatian pihak kurator dan memutuskan bahwa karya Anda layak ditayangkan? Sebagai seorang penulis, sudah pasti Anda berhasil dalam banyak hal. Anda berhasil menuntaskan sebuah tulisan, berhasil mengirimkan karya tersebut ke media, berhasil merebut perhatian kurator di antara sekian banyak naskah yang masuk ke meja redaksi—dan poin penting dari jerih payah itu adalah karya Anda berhasil tayang sekaligus bisa dinikmati secara luas—lebih-lebih Anda mendapat hak berupa honorium yang dirasa sangat pantas.

Hampir semua orang, terlebih para penulis, pasti sudah tidak asing lagi dengan media atau koran Tempo. Siapa pun yang memiliki kemampuan dalam hal menulis dan sering kali mengirimkan karyanya ke media, besar kemungkinan pasti pernah mencoba mengirim ke sana—entah berhasil tayang atau sebaliknya.

Ada kabar baru yang cukup menggembirakan datang dari media ini. Sebelumnya honor yang diberikan untuk rubrik sastra sekitar Rp.750.000,- per cerpen dan Rp.600.000,- / penulis puisi. Info terbaru tahun 2018, ada salah satu penulis memberitahukan bahwa honorium untuk rubrik cerpen dinaikkan menjadi Rp.1.000.000,-/cerpen. Tentu saja hal itu semakin melecut semangat bagi para penulis untuk gigih menulis sekaligus mengirimkan karya terbaiknya ke media tersebut. Selain mendapat kebahagiaan karena berhasil lolos dari meja redaksi/kurator, tentu saja dengan mendapat honorium tersebut semakin menggenapkan rasa puas yang membuncah di dada.

Maka dari itu, bagi Anda yang suka menulis—apalagi sudah berulang kali lolos ataupun karyanya berhasil tayang di media massa, mau tunggu apa lagi? Mari berkarya sebaik mungkin dan jangan pernah bosan untuk terus mengirimnya ke media massa. Tidak ada aji mumpung, tiap penulis dituntut untuk profesional di bidangnya. Selama masih mampu dan kesempatan masih terbuka lebar, mengapa mesti disia-siakan?

Perlu diingat bahwa berhasil atau tidak sebuah proses juga tergantung pada kesungguhan diri masing-masing orang. Ketika seorang penulis terus berupaya memperbaiki diri sekaligus melejitkan potensi menulisnya, maka bukan menjadi hal yang mustahil jika kelak pasti berhasil. Tentu beda cerita bagi sebagian penulis yang lantas menyerah di tengah jalan, selain mendapat lelah sudah dipastikan ia menanggung beban kegagalan.

Bagi para penulis pemula yang ingin mencoba meniti karir di dunia menulis, sangat patut mencoba mengirim karyanya ke media ini. Selain menerima honorium tinggi, dari pelbagai kabar antarpenulis, mereka yang berhasil lolos/tayang pun mendapatkan hak atas karyanya tanpa perlu menunggu lama.

Adapun bagi penulis pemula yang belum mengetahui cara mengirim naskah ke media/koran, bisa baca artikel di situs ini.


Bagikan

You Might Also Like

HONOR TERBARU RUBRIK SASTRA KORAN TEMPO
4/ 5
Oleh



Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.