7 KEBIASAAN BURUK PENULIS

Baca juga artikel ini:

Sadar atau tidak, kadang sebagian penulis memiliki kebiasaan buruk ketika berkarya. Memang sangat lumrah bahkan sangat manusiawi ketika seseorang punya sisi lebih ataupun kekurangan. Namun jangan menjadikan sisi tersebut justru tampak tak imbang apalagi lebih berat sisi buruknya, tentu sangat berdampak tidak baik bagi pribadi tersebut. Siapa pun pasti akan terus berupaya menunjukkan sisi baik di hadapan publik, apalagi jika ia merupakan panutan, tentu harus bisa menjadi teladan yang senantiasa memberi contoh yang luhur. Meski tak semua orang mengetahui kebiasaan yang bersifat pribadi namun tiap penulis pasti memiliki kebiasaan kurang baik.

Berikut adalah 7 kebiasaan buruk yang umum dilakukan oleh sebagian penulis:

1. Malas Baca
Memang tak bisa dipungkiri bahwa rasa malas pasti menjangkiti siapa saja—terutama penulis. Tapi jika rasa malas tersebut adalah malas baca, maka besar kemungkinan seorang penulis tidak akan pernah bisa produktif berkarya.

2. Tidak Tuntas Menulis dan Membaca
Ketika sedang asyik menulis kadang muncul banyak ide dan selalu menggoda untuk dituangkan dalam bentuk tulisan sekaligus. Hal ini menjadi ancaman serius bagi seorang penulis yang tak mampu mengendalikan diri saat berkarya. Sebagian memang berhasil menyelesaikan tiap ide yang bermunculan, tapi tidak sedikit yang gagal lantas menelantarkan tulisan sebelum-sebelumnya.

Di lain sisi, ketika sedang membaca buku di sela-sela rihat menulis, ide-ide baru pun bermunculan. Bagi yang tak tahan uji sudah pasti akan berhenti membaca dan beralih menulis dikarenakan takut bila ide yang muncul tersebut raib sebelum ditulis.

3. Mengendapkan Tulisan
Memang tidak ada salahnya ketika seorang penulis mengendapkan tulisan sekadar ingin memulihkan kondisi tubuh atau ingin menunaikan keperluan tertentu, akan tetapi mengendapkan tulisan terlalu lama—apalagi tak terbatas waktu—pasti menjadi persoalan lain yang berdampak pada proses kreativitas menulis. Terkadang terlalu lama mengendapkan naskah juga memengaruhi cita rasa yang sudah dibangun jauh sebelumnya.

4. Malas Baca Ulang dan Edit Tulisan
Sering kali ketika sebuah tulisan berhasil sampai di titik akhir, sebagian penulis cenderung malas membaca berulang kali tulisannya. Padahal membaca ulang sangat perlu bahkan penting guna mengoreksi kekeliruan ataupun hal-hal lain di dalam tulisan tersebut. Ketika membaca ulang selain mengoreksi ejaan, bisa jadi ada tambahan ataupun pengurangan atas isi naskah yang baru saja selesai dibuat.

5. Suka Dipuji, Enggan Dikoreksi
Meski tidak semua penulis demikian, akan tetapi sebagian penulis lebih suka menerima pujian ketimbang kritik atas karya yang dihasilkan. Padahal interaksi publik atas sebuah karya sangat beragam, ada yang suka dan ada pula yang tidak suka. Menerima kritik yang bernada negatif kadang kala perlu sebagai bagian koreksi diri maupun karya.

6. Mudah Hilang Semangat
Menjaga semangat dalam berkarya sangatlah penting, sebab jika semangat hilang tentu akan menjadi penghambat proses menulis.

7. Menelantarkan Karya
Barangkali hal ini terdengar cukup aneh, tapi hal ini bisa saja terjadi. Ketika sebuah karya sudah berhasil diterbitkan, seiring waktu karya lama pun laun tenggelam dan tergantikan oleh karya-karya baru.


Bagikan

You Might Also Like

7 KEBIASAAN BURUK PENULIS
4/ 5
Oleh



Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.