EULOGI | KOLASE | ROMAN PICISAN

Baca juga artikel ini:

EULOGI
TAK ada ratapan hati yang paling agung selain memujamu
apatah arti kesendirian hayat bila sukma begitu sesak olehmu?
ke mana kaki berpijak, di situ pula terasa hadirmu

Tiada pernah jemu lidah lahir—batin ini sebut namamu
sirna segala sukacita dalam dada jika sekejap tanpa mengingatmu
bahkan telah kuserahkan seluruh hidup dan matiku hanya untukmu

Ketakutan selalu menghantui diriku saat berada jauh dari radiusmu
sering kali jiwaku dibuat merana karena sulit jangkau kilasmu
ragam memoar pedih pun laun entas ketika bersenyawa denganmu
Yogyakarta, 13 Januari 2018

KOLASE
KISAH paling janggal yang kututur untukmu adalah anomali kisi
bayang silam memantul lewat jendela memoar hingga padat terisi
tanpa ada elaborasi ragam warna, mana mungkin tercipta gradasi?

Saat kubaca larik sajak, membubul sayap jiwa sampai kulminasi
rapat ambigu menjejal otak walau tak tuntas pahami esensi
jarak menjadi tiada arti kala wadak mampu tembus dimensi

Cengkerama pasti muspra sebelum rohani bebas dari semua agitasi
kemarahan kian menegaskan garis asing serta pantik api emosi
mari jalani hidup penuh damai sekaligus tepis tiup agresi
Yogyakarta, 07 Mei 2017

ROMAN PICISAN
KETIKA pertama pandangan jiwa erat tertambat, luruh segala daya
tiap desir menghampiri kalbu, upaya menafsir pun berakhir lancut
betapa risau bila jarak terlalu lama ulur waktu bersua

Sukacita dan duka silih berganti bawa kabar dari kekasih
senyum sering kali gagal sembunyikan tangis karena perih rindu
saat rasa tak keruan, cinta adalah sumber belas kasih

Palung batin ini begitu sarat dengan takut berpadu cemas
ke mana kaki berpijak, pikiran tampak sibuk sekali menerka
hawa mistis membuat jalan hidup tanpa syarat maupun batas
Yogyakarta, 24 Agustus 2017

Sajak ini telah dipublikasikan di ANALISA (29/04/2018)


Bagikan

You Might Also Like

EULOGI | KOLASE | ROMAN PICISAN
4/ 5
Oleh



Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.