UNSUR-UNSUR DALAM PUISI

Baca juga artikel ini:

Saat membuat puisi, hal pertama dan utama tentu membuat struktur fisik puisi yakni dalam bentuk kata-kata. Tanpa kata-kata, sudah tentu tidak akan ada puisi atau karangan lainnya. Kata-kata menjadi sangat penting dalam dunia menulis—terutama puisi. Gubahan kata dalam sebuah puisi sangat menentukan esensi puisi itu sendiri.

Sekilas ketika seorang penulis ingin menulis puisi memang tampak mudah. Tinggal menulis secara larik lalu dibuat dalam bentuk bait. Namun apakah hal itu sudah cukup atau memenuhi unsur puisi? Apakah jika tulisan yang disusun menyerupai puisi lantas disebut sebagai puisi? Mungkin bisa, tapi kemungkinan juga tidak bisa demikian. Berikut ini adalah unsur-unsur dalam penulisan puisi:

a) Tema: dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan te·ma /téma/ n 1 pokok pikiran; dasar cerita (yang dipercakapkan, dipakai sebagai dasar mengarang, menggubah/mengarang sajak, dsb.). Mengangkat tema dalam puisi adakalanya sesuai fakta, ada pula yang fiktif. Tema juga mampu merangsang minat baca seseorang.

b) Tipografi: dalam KBBI disebutkan ti-po-gra-fi n 1 ilmu cetak; seni percetakan. Dari pengertian ini, seorang penulis tentu sudah punya gambaran awal sebelum menuntaskan proses kreasinya saat menulis puisi, atau dengan kata lain langkah yang perlu dilakukan seorang penulis puisi adalah menentukan tipografi puisi. Barangkali penulis menginginkan halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, menentukan tepi kanan dan kiri puisinya, pengaturan baris maupun baitnya, menentukan apakah memulai dengan huruf kapital atau huruf kecil, mengakhiri dengan tanda titik atau tidak. Hal ini tentu memiliki dampak terhadap pemaknaan puisi tersebut.

c) Diksi: dalam KBBI disebutkan dik·si n Ling 1 pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan). Pemilihan kata dalam puisi memiliki dampak besar sekaligus memengaruhi puisi itu sendiri. Diksi ini pula yang turut andil merangsang daya imajinasi menafsirkan apa yang tersurat serta yang tersirat dalam puisi. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.

d) Imaji: dalam KBBI disebutkan ima·ji n 1 sesuatu yang dibayangkan dalam pikiran; bayangan; 2 imajinasi. Tentu saja, unsur ini merupakan bagian dari proses kreatif ketika puisi dibuat sehingga dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dalam penulisan puisi dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, mendengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.

e) Kata Konkret: dalam KBBI disebutkan kon·kret /konkrét/ a nyata; benar-benar ada (berwujud, dapat dilihat, diraba, dsb.) Tentu hal ini berhubungan erat dengan perwujudan atas daya imajiner penulis maupun pembaca. Semisal kata batu, maka imaji yang ditangkap oleh pembaca adalah batu. Sebab dalam puisi juga memerlukan kecerdasan logika atas daya cipta tersebut. Bukankah menjadi sangat janggal ketika batu merupakan hasil endapan air? Walaupun hal itu boleh saja dilakukan untuk mendapatkan efek tertentu dalam kreativitas menulis puisi, namun antara daya imajiner dan visual harus sejalan dengan nalar.

f) Bahasa Figuratif: dalam KBBI disebutkan bahwa fi·gu·ra·tif a 1 bersifat kiasan atau lambang. Seorang penulis puisi cenderung menggunakan kiasan saat menyampaikan pesan dalam puisi-puisinya. Dari sini pula rata-rata penulis menyimpan makna atas puisi yang sudah digubah.

g) Irama: dalam KBBI disebutkan bahwa ira·ma n 1 gerakan berturut-turut secara teratur; turun naik lagu (bunyi dsb.) yang beraturan; ritme; 2 Sas alunan yang tercipta oleh kalimat yang berimbang, selingan bangun kalimat, dan panjang pendek serta kemerduan bunyi (dalam prosa); ritme; 3 Mus ukuran waktu atau tempo; 4 Sas alunan yang terjadi karena perulangan dan pergantian kesatuan bunyi dalam arus panjang pendek bunyi, keras lembut tekanan, dan tinggi rendah nada (dalam puisi). Irama dalam penyusunan puisi juga sangat penting diperhatikan agar tercipta kesan mendalam. Hal ini juga berdampak pada keindahan yang kelak diserap pembaca. Irama ini juga memicu daya tarik pembaca atau orang yang melihat serta mendengarkan.

h) Rasa: di dalam KBBI disebutkan bahwa ra·sa n 1 tanggapan indra terhadap rangsangan saraf; 2 apa yang dialami oleh badan; 3 sifat rasa suatu benda; 4 tanggapan hati terhadap sesuatu (indra); 5 pendapat (pertimbangan) mengenai baik atau buruk, salah atau benar. Rasa dalam puisi terbagi menjadi dua, yakni rasa imajinatif dan juga rasa secara fisik. Rasa imajinatif cenderung bersifat khayali, sedangkan rasa secara fisik adalah terletak pada pengecapan. Penulis puisi harus pandai mengolah rasa dalam gubahannya agar terjaga keindahan sekaligus menciptakan kesan mendalam bagi pembaca.

i) Estetis: di dalam KBBI disebutkan bahwa es·te·tis /éstétis/ a 1 mengenai keindahan; menyangkut apresiasi keindahan (alam, seni, dan sastra); 2 mempunyai penilaian thd keindahan. Setidaknya ketika seseorang hendak menulis puisi, alangkah baiknya mempertimbangkan nilai estetis agar tulisan tersebut lebih puitis. Hal ini tentu menjadi pembeda antara karya yang bersifat ilmiah atau karya puisi (fiksi)—meskipun keduanya tetap memiliki estetika masing-masing.

j) Amanat: di dalam KBBI disebutkan bahwa ama·nat n 1 pesan; perintah (dari atas); 2 keterangan (dari pemerintah); 3 wejangan (dari orang yang terkemuka); 4 Ling keseluruhan makna atau isi pembicaraan; konsep dan perasaan yang disampaikan pembicara untuk dimengerti dan diterima pendengar atau pembaca; 5 Sas gagasan yang mendasari karya sastra; pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau pendengar. Ketika seseorang membaca puisi dan berusaha menggali makna di dalamnya, tentu selain ingin mendapat pengetahuan juga ingin mendapat hikmah selepas membaca puisi tersebut. Ajaran baik apa saja yang didapatkan sehingga berguna untuk kehidupannya ke depan.


Bagikan

You Might Also Like

UNSUR-UNSUR DALAM PUISI
4/ 5
Oleh



Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.